LAPORAN
KIMIA
SEL
ELEKTROLISIS
NAMA : MUZDALIFA.S.MAYAH
KELAS : XII
IPA 2
SMA
NEGERI 3 POSO
TAHUN
AJARAN 2011/2012
SEL
ELEKTROLISIS
Ø TUJUAN : Mempelajari proses reaksi
elektrolisis
Ø DASAR TEORI :
Seorang
ahli dari inggris bernama Michael
Faraday mengalirkan arus listrik ke dalam larutan elektrolit dan ternyata
terjadi suatu reaksi kimia. Proses penggunaan arus listrik untuk menghasilkan
reaksi kimia disebut sel elektrolisis.
Arus listrik ini bias berasal dari sel volta.
Untuk
memahami bagaimana reaksi kimia yang terjadi dalam sel elektrolisis, maka perlu
diingat ketentuan-ketentuan reaksi elektrolisis. Dalam setiap ketentuan reaksi
elektrolisis terjadi persaingan antarspesi (ion atau molekul) untuk mengalami
reaksi reduksi atau reaksi oksidasi. Setiap zat yang mempunyai kemampuan
reduksi besar akan mengalami reaksi reduksi dan setiap zat yang mempunyai
kemampuan oksidasi besar akan mengalami reaksi oksidasi. Besar dan kecilnya
kemampuan suatu zat untuk mereduksi atau mengoksidasi dilihat dari potensial
standar (E0).
ü Sel
Elektrolisis Bentuk Lelehan/Cairan/Liquid
Sel bentuk ini hanya
berlaku untuk senyawa ionik dengan tidak ada zat
pelarut (tidak ada H2O).
Hanya ada kation dan anion.
Katode : Kation langsung
direduksi (X+(aq) + e–→ X(s))
Anode : Anion langsung
dioksidasi (Y(s) → Y+(aq) + e–).
Kation
golongan utama atau golongan transisi langsung direduksi.
ü Sel Bentuk Larutan dengan
Elektrode Tidak Bereaksi (Inert/Tidak Aktif)
Dalam sel bentuk ini
tidak ada pengaruh elektrode, hanya di samping kation dan anion diperhitungkan
juga adanya zat pelarut (adanya air). Elektrode yang digunakan adalah platina
(Pt) dan karbon (C).
1. Ketentuan di Katode
Di katode
terjadi reaksi reduksi, untuk ini terjadi persaingan antara kation
atau air. Untuk kation
yang mempunyai potensial reduksi lebih besar dibanding air, berarti kation
tersebut direduksi. Sedangkan jika potensial reduksi kation lebih kecil
dibanding air, maka H2O yang berhak direduksi. Untuk itu kita harus
mengetahui posisi H2O dalam deret volta. Posisi H2O dalam
deret volta terdapat di antara Mn dan Zn. Ternyata kebanyakan logam yang berada di sebelah kiri H2O adalah logam-logam golongan utama
(golongan A), kecuali logam Mn. Sedangkan logam yang berada di
sebelah kanan H2O adalah logam-logam golongan transisi (golongan B), kecuali H.
Secara sederhana:
Katode: Kation → Golongan
utama, yang direduksi H2O.
2
H2O(l) + 2 e– → 2 OH–(aq) + H2(g)
Golongan transisi, yang direduksi kation tersebut.
Misal: Fe3+(aq) + 3 e– → Fe(s)
2.
Ketentuan di Anode
Di anode
terjadi reaksi oksidasi, untuk ini terjadi persaingan antara anion dan air.
Idealnya untuk anion dengan potensial reduksi kecil atau dengan potensial
oksidasi besar, maka anion tersebut dioksidasi. Sedangkan untuk anion dengan
potensial reduksi besar atau potensial oksidasi kecil, maka H2O yang
dioksidasi. Hanya saja kebanyakan urutan potensial reduksi yang mudah untuk
diingat adalah kation bukan anion. Untuk memudahkan mengingat, kita lihat ada 2
golongan anion, yaitu anion yang mengandung O, seperti SO4, NO3,maka
yang dioksidasi adalah H2O. Ini disebabkan karena anion tersebut
sukar dioksidasi Berarti anion ini sudah maksimum mengikat atom O sehingga
tidak bisa lagi dioksidasi. Sedangkan anion yang tidak mengandung O, seperti Cl–,
Br–, I–, dan OH– maka yang dioksidasi adalah
anion tersebut.
Secara
sederhana:
Anode: anion → Yang mengandung O (SO42–,
NO3–) yang dioksidasi H2O.
H2O(l) → 4 H+(aq) +
4 e–+ O2(g)
Yang tidak mengandung O (Cl–, Br–, I–,
H–) yang dioksidasi anionnya.
Contoh:
2 Cl–(aq) → Cl2(aq)
+ 2 e–
ü Sel Bentuk Larutan dengan Elektrode Bereaksi (Elektrode Aktif)
Elektrode yang bereaksi
adalah elektrode bukan platina atau bukan karbon. Termasuk elektrode ini adalah
tembaga (Cu), perak (Ag), nikel (Ni), besi (Fe), dan lainnya. Elektrode
kebanyakan adalah logam, dengan demikian electrode mempengaruhi pada reaksi
oksidasi di anode. Jadi elektrode yang bereaksi hanya di anode. Sedangkan di
katode, elektrode tidak akan bereaksi. Ketentuan sel ini:
Katode : Seperti
ketentuan kation pada larutan dengan elektrode tidak bereaksi.
Anode : Dioksidasi elektrode tersebut, apapun anionnya tidak
diperhatikan.
Ø BAHAN DAN ALAT :
·
Pipa
U
·
Elektroda
karbon
·
Phenolftalein
·
Larutan
NaCl 1M
·
Larutan
KI 1M
·
Larutan
Amilum
·
Statif
+ penjepit buaya
·
Kabel
·
Aki
·
Pipet
tetes
Ø CARA KERJA :
1. Masukkan larutan KI ke dalam pipa U
2. Pasang elektroda karbon sehingga
tercelup dalam larutan
3. Tambahkan 2 tetes phenolftalein dan 2
tetes larutan amilum kedalam larutan pada pipa U
4. Ulangi langkah 1 sampai dengan 4
dengan mengganti larutan KI dengan larutan NaCl
Ø HASIL PENGAMATAN :
Bahan
|
Pengamatan
|
|||
Selama
Elektrolisis
|
Setelah
Elektrolisis
|
|||
Katoda
|
Anoda
|
Katoda
|
Anoda
|
|
Larutan KI 1M
|
Tidak berwarna
(bening), ada gelembung
|
Terjadi perubahan
warna menjadi kuning kecoklatan, ada gelembung
|
Ditetesi
fenolftalein , berubah warna menjadi Ungu
|
Ditetesi amilum,
berubah warna menjadi biru kehitaman (biru tua)
|
Larutan NaCl 1M
|
Ditetesi
fenolftalein warnanya menjadi unggu, Ada gelembung
|
Tidak berwarna
(bening), Ada gelembung
|
Warnanya unggu
|
Tidak berwarna
(bening)
|
·
Pertanyaan
:
1. Tuliskan reaksi yang terjadi di anoda
dan katoda pada elektrolisis terhadap larutan KI 1M dan NaCl 1M!
2. Uraikan penjelasan Anda mengenai
penggunaan phenolftalein dan larutan amilum pada percobaan tersebut!
3. Apakah hasil yang diperoleh akan sama
bila elektroda karbon diganti dengan logam Fe atau Cu sebagai elektrodanya,
jelaskan pendapat anda!
·
Jawaban :
1. Reaksi yang terjadi pada elektrolisis
terhadap larutan KI 1M
KI → K+ + I-
Katoda : 2H2O(l) + 2e- → 2OH-(aq)
+ H2(g)
Anoda : 2I-(aq) → I2(g)
+ 2e-
Reaksi : 2H2O(l)
+ 2I-(aq) → 2OH-(aq) + H2(g)+
I2(g)
|
|
Reaksi
yang terjadi pada elektrolisis terhadap larutan NaCl 1M
NaCl → Na+ + Cl-
Katoda : 2H2O(l) + 2e- → 2OH-(aq)
+ H2(g)
Anoda : 2Cl-(aq) → Cl2(g)
+ 2e-
Reaksi : 2H2O(l)
+ 2Cl-(aq) → 2OH-(aq) + Cl2(g)
+ H2(g)
|
|
2.
dengan adanya 2OH- pada katoda, Kegunaan
Fenolftalein (PP) yaitu untuk membuktikan larutan bersifat basa, fenolftalein memiliki
rentang pH 8,00 - 10,0. Dengan adanya I2 pada anoda
dapat diuji dengan amilum.
3. Hasil yang diperoleh tidak akan sama
bila elektroda karbon diganti dengan logam Fe atau Cu sebagai elektrodanya. Hal
ini terjadi karena elektroda karbon digolongkan sebagai elektroda inert (sukar
bereaksi), Sedangkan elektoda Fe atau Cu merupakan elektroda yang aktif
bereaksi.
Ø PEMBAHASAN :
Pada
larutan KI pada katodanya, kalium memiliki nilai potensial reduksi standar
lebih negatif dibanding air, maka air-lah yang mengalami reduksi. Sehingga
terbentuk 2H2O(l) + 2e- → 2OH-(aq)
+ H2(g) pada katoda. Adanya H2 menandakan
pada katoda terdapat gelembung gas dan ion hidroksida (2OH-) menandakan larutan disekitar katoda
akan memiliki pH > 7 (Basa). Apabila kita meneteskan Fenolftalein (PP) yang memiliki rentang pH
8,00 - 10,0, akan terbentuk suatu larutan berwarna ungu karena PP bereaksi
dengan ion hidroksida membentuk suatu kompleks senyawa yang berwarna ungu. Pada
anoda dihasilkan 2I-(aq) → I2(g) + 2e-,
adanya I2 dapat diuji dengan meneteskan amilum sehingga pada anoda
yang tadinya berwarna kuning kecoklatan berubah menjadi biru kehitaman (biru
tua).
Pada
larutan NaCl dikatodanya yang direduksi adalah air karena natrium memiliki
nilai potensial standar yang lebih negatif daripada air. Jika pada katoda
ditetesi fenolftalein, larutannya akan berwarna unggu (hanya dibatas karbon)
dan ada gelembung gas H2. pada anodanya tidak berwarna dan ada
gelembung gas Cl2.
Ø KESIMPULAN
·
Pada
sel elektrolisis, katode yaitu tempat terjadinya reduksi dan bermuatan (-) dan
anode yaitu tempat terjadinya oksidasi dan bermuatan (+).
·
Pada elektolisis larutan
KI, di anode dihasilkan gas I2 dan pada katode dihasilkan gas H2.
·
Pada
elektrolisis larutan NaCl, di anode dihasilkan gas Cl2 dan pada
katode dihasilkan gas H2
·
Terdapatnya
ion Hidroksida di katoda pada elektrolisis larutan KI dan larutan NaCl
menunjukan bahwa larutan di sekitar katoda akan memiliki pH > 7
(Basa)
·
Di
anoda, apabila elektroda yang digunakan merupakan elektroda inert (Pt,Au,C),
maka elektroda tersebut tidak akan ikut bereaksi, sedangkan elektroda yang
tidak inert akan bereaksi seperti Fe dan Cu.
·
Reaksi
di katoda bergantung pada jenis kation dalam larutan. Jika kation berasal dari
logam-logam aktif (logam golongan IA, IIA, seperti K dan Na) yaitu logam yang
potensial standar reduksinya lebih kecil (lebih negatif daripada air) maka air
yang tereduksi.
Ø DAFTAR PUSTAKA
Harmanto,Ari. 2009.BSE
kimia 3 untuk SMA/MA Kelas XII.Jakarta:Pusat perbukuan
departement pendidikan nasional
Purba,Michael. 2007.Kimia
untuk SMA kelas XII.Jakarta:Erlangga
Utami,Budi. 2009.BSE kimia 3 untuk SMA/MA kelas XII ilmu program ilmu
alam. Jakarta: Pusat perbukuan departement
pendidikan nasional